WAWASAN NUSANTARA ALAT KETAHANAN NASIONAL DITENGAH GEJOLAK POLITIK INDONESIA
Oleh : Yayan Bayu Pamungkas
LATAR BELAKANG
Gegap gempita pesta demokrasi masyarakat Indonesia sudah mulai terasa di depan mata. peserta dan penyelenggara sudah mulai bersiap diri mempersiapkan event pergantian tampuk kepemimpinan bangsa dengan semaksimal mungkin. Berbagai strategi pemenangan sudah disiapkan jauh jauh hari oleh peserta. Dua kubu saling adu gagasan dan strategi untuk menunjukan elektabilitasnya.
Pemilu pada hakikatnya merupakan sarana penunjang dalam meujudkan sistem ketatanegaraan secara demokratis. Pemilu pada hakikatnya adalah sebuah proses dimana rakyat sebagai pemegang kedaulatan memberikan mandat kepada orang yang diharapkan bisa memimpin bangsanya.
Namun, tidak bisa dipungkiri juga semua orang ingin berkompetisi menjadi pemenang pertandingan, demikian juga dengan para pendukung yang menginginkan jagoanya berjaya di medan pertandingan. Hal ini memunculkan fenomena peng “kotak kotakan” antar kubu. Berbagai lontaran, ujaran dikeluarkan untuk menjatuhkan lawan.
Direktur eksekutif rumah bebas konflik, Abdul Ghofur mengatakan aroma perebutan kekuasaan antara dua kubu yang sempat bersaing dalam pilpres 2014 masih terasa sampai sekarang. Menurut dia, munculnya persaingan dan perebutan kekuasaan yang belum surut jua dikarenakan karena capres dan cawapres yang muncul hanya ada dua pasangan. Hal ini menyebabkan kecenderungan konfliknya kuat. “potensi konfliknya tinggi karena intensitas massa pendukung itu jelas tepecah dua dan terkristalisasi,” ujarnya.
Untuk itu, penerapan wawasan nusantara dalam hal ini perlu diterapkan kembali antar kubu dan masyarakat gara tidak sampai terjadi perpecahan antar masyarakat yang dapat mengancam sistem ketahanan nasional Bangsa Indonesia.
PENGERTIAN WAWASAN NUSANTARA DAN KETAHANAN NASIONAL
1.Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara atau yang biasa disingkat wasantara adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan bangsanya sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 yang dilatarbelakangi oleh keadaan geografis negara serta sejarah yang dialaminya dan lingkungan strategik disekitarnya.
Wawasan nusantara lahir berangkat dari pengalaman pahit sejarah perpecahan bangsa Indonesia yang pernah dijajah selama 3 abad oleh bangsa asing. Hal ini membuat beberapa daerah yang dulu masih terpecah (bernama nusantara) bersatu untuk mewujudkan Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Beberapa gagasan muncul untuk mempersatukan Indonesia dalam bidang pendidikan misalnya berdirinya “Boedi Oetomo” pada 20 Mei 1908 menjadi tonggak semangat mempersatukan Indonesia dalam bidang pendidilan. Disusul “Sumpah Pemuda” pada 28 Oktober 1928 yang mengikrarkan satu bangsa, satu tanah air, dan menjunjung bahasa Indonesia.
Dari ketiga ikrar tersebut dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut:
Berbangsa yang satu, bangsa Indoneisa : hal ini menggambarkan satu kesatuan politik. Dimana mereka mengesampingkan perbedaan suku,ras,agama serta etnis yang ada dalam wilayah Nusantara untuk melebur menjadi satu bangsa Indonesia
Bertumpah darah satu, tanah air Indonesia : dalam hal ini mengambarkan satu kesatuan wilayah, dimana berbagai pulau di wailayah Nusantara yang dipisahkan oleh perairan bergabung menjadi satu negara, negara Indonesia. Laut yang tadinya memisahkan pulau pulau diganti menjadi perairan yang menghubungkan pulau pulau menjadi satu kesatuan.
Menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia : dalam hal ini menggambarkan kesatuan sosial budaya . para “founding father” memilih menggunakan kata menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia dalam hal ini dapat di artikan, kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu dari berbagai macam bahasa daerah yang ada. Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa persatuan tanpa harus membuang bahasa daerah masing masing.
2. Ketahanan Nasional
Hakikat dari ketahanan nasional adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara. Penyelenggaraan tannas untuk menuju kejayaan bangsa dan negara dilakukan melalui 2 pendekatan yaitu :
Pendekatan kesejahteraan
Pendekatan keamanan
Ketahanan nasional bangsa Indonesia didasarkan pada 3 landasan utma yang kuat yaitu Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara, dimana ketiganya merupakan tujuan dan falsafah bangsa Indonesia.
Wujud ketahanan nasional bangsa indonesia terwujud dalam 5 bidang (pancagatra) dimana kelima bidang tersebut adalah :
Ideologi
Politik
Ekonomi
Sosial budaya
Pertahanan dan keamanan.
Berdasarakan kelima bidang tersebut yang saat ini rentan mengancam ketahanan dan persatuan nasional adalah bidang politik. Terutama stabilitas politik dalam negeri menjelang pemilu.
Mengenai stabilitas politik, presiden Soeharto pada 12 Maret 1973 menjelaskan seperti ini :
“stabilitas itu berarti, bahwa keadaan politik di tanah air ini haruslah berkembang dan tumbuh sesuai dengan landasan pancasila dan UUD 1945 dengan sewajarnya, tanpa ada pergolakan pergolakan politik yang menimbulkan keguncangan dalam masyarakat”
Gejolak politik yang dibiarkan terus menerus dan berkepanjangan tanpa adanya upaya mengatasi akan mengancam sistem ketahanan nasional bangsa Indonesia. Hal ini dapat memicu konflik di masyarakat dimana rasa persatuan dan kesatuan akan luntur dan rasa satu bangsa dan satu tanah air yang pernah diperjuangkan oleh para pahlawan akan semakin pudar pada rakyat Indonesia.
KESIMPULAN
untuk mewujudkan sistem ketahanan nasional bangsa Indonesia memerlukan usaha dari seluruh elemen bangsa, baik itu para elite politik, militer, polri, maupun masyarakat sipil. Untuk mewujudkan satu kesatuan ketahanan nasional harus berlandaskan pada 3 hal yaitu Pancasila sebagai falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia, Undang Undang Dasar sebagai landasan hukum bangsa Indonesia, serta wawasan nusantara sebagai satu kesatuan tanah air dan bangsa.
Apabila sistem ketahanan nasional sudah didasarkan pada 3 landasan tersebut maka akan tercipta stabilitas politik nasional yang akan meningkatkan ketahanan nasional. Tannas yang tangguh akan lebih mendorong sistem poltik nasional dimana wawasan nusantara menjadi landasan pelaksanaan dan pengembangan dalam tata kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
https://news.detik.com/kolom/d-3975446/pemilu-adalah-kita
Amin, Zainul Ittihad, 201, PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN, universitas terbuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar