Judul : Ayat Ayat Cinta 2
Penulis : Habiburrahman el Shirazy
Penerbit : Republika
Terbit : November 2015
ISBN : 978-602-0822-15-0
Tebal : vi+698 halaman
"Aku ingin cintaku pada Aisha seperti bunga-bunga makrifat di hari para orang orang saleh (salehin) dan para nabi. Bunga bunga makrifat yang tumbuh dari kalimat kalimat thayyibah yang akarnya menghujam ke bumi dan buahnya rimbun di langit. Bunga bunga makrifat itu tidak pernah layu, selalu mekar sepanjang musim..." hal. 227
Kali ini setting tempat ayat ayat cinta 2 berbeda dari jilid yang pertama. Pada buku ini setting tempat dilakukan di Edinburgh, sebuah kota kecil di Skotlandia.
Setelah terbebas dari tuduhan pemerkosaan terhadap Noura di buku terdahulunya, Fahri melanjutkan hidup bersama istri tercintanya Aisha di Indonesia selama hampir satu tahun, kemudian melanjutkan studinya ke Pakistan, menemani Aisha merampungkan S1 nya di Munchen, Jerman. Dan mencari peluang bisnis di Edinburgh. Pada buku ini sang tokoh utama, Fahri Abdillah bukan sebagai mahasiswa lagi, melainkan sebagai dosen pengganti di Edinburgh University mengajar philology. Kisah asmara antara Fahri dan Aisha tidak akan bisa Anda temukan di bab bab awal novel ini, karena Aisha diceritakan pergi ke Palestina bersama temannya bernama Alicia yang bekerja sebagai wartawan hilang entah kemana.
Agar tidak berlarut larut atas kepergian Aisha, Fahri menyibukkan diri dengan membuka AFO butik, minimarket agnina, dan resto halal agnina di Britania Raya. Selain agar mengurangi kesedihannya di tinggal Aisha, Fahri juga ingin membuktikan bahwa bisnis bisa berjalan selaras dengan akademik. Pada bab awal novel ini memang terkesan agak kurang nyambung dengan buku pertamanya karena banyak tokoh yang baru. Salah satunya adalah paman hulusi. Seorang preman di London yang ia selamatkan dari keroyokan preman dan ia islamkan. Ayat ayat cinta 2 baru terasa nyambung dengan buku sebelumnya pada halaman 60 an ketika Fahri tidak sengaja bertemu dengan Misbah, teman satu flatnya ketika kuliah di Al Azhar, Kairo. Kehadiran sosok misbah membuat kita membayangkan masa masa ketika Fahri masih kuliah di Al Azhar (ayat ayat cinta 1).sosok Aisha baru saya rasakan menjelang halaman 210 an ketika Fahri menolong seorang muslimah berwajah hancur yang tidak mempunyai rumah. Banyak ciri ciri yang menunjukkan bahwa ia adalah Aisha meskipun namanya Sabina dan pita suaranya sudah rusak. Ini membuat pembaca menjadi menerka nerka apakah Sabina adalah Aisha?. Menjelang halaman 300 an banyak kejutan yang tak terduga. Salah satunya adalah kehadiran syaikh utsman, guru talaqi fahri ketika di Mesir. Cerita terus berlanjut dengan kesibukan kesibukan Fahri di London seusai mengikuti Oxford Debating Union. Pada tengah tengah buku fahri bertemu dengan nurul yang dulu pernah mengirim surat cinta kepadanya ketika masih di Al Azhar (Ayat Ayat Cinta 1). Karena bertahun tahun menunggu Aisha tidak kembali akhirnya menjelang akhir cerita Fahri menikah dengan Hulya. Gadis keturunan Turki yang tak lain adalah sepupu Aisha. Kejutan terakhir ada di akhir cerita ketika Fahri tahu bahwa Sabina( muslimah homeless yang ia tolong) adalah Aisha. Istri pertamanya yang hilang di Palestina. Lalu apa yang terjadi dengan Hulya. Apakah Fahri akan berpoligami lagi? Seperti ketika dengan Maria dulu di buku Ayat Ayat Cinta 1?. Baca saja novel pembangun jiwa ini.
Kelebihan :
•Dari segi tokoh : Kehadiran banyak tokoh baru membuat novel ini lebih berwarna seperti paman Hulussi yang setia membantu Fahri. Nenek Catarina, seorang Yahudi yang ia tolong dari kekejaman anak tirinya. Jasson dan Keira, remaja yang kehilangan ayahnya ketika bom London meledak.
Selain tokoh tokoh baru penulis juga tidak melupakan tokoh tokoh lama seperti Misbah, teman satu flat Fahri ketika di Al Azhar. Syeikh Utsman, guru talaqi Fahri ketika di Mesir. Dan paman Eqbal, paman dari istrinya(Aisha)
•dari segi isi sudah tidak diragukan lagi buah karya Kang Abik ini. Berbagai cara mengurusi kenakalan remaja ditampilkan dalam buku ini seperti ketika Fahri mengajari Jason dan Keira. Isu isu agama juga ditampilkan ketika fahri mengikuti oxford debating union, dimana pembicara pertama mengangkat tema semua agama itu sama, pembicara kedua mengangkat tema atheisme dan Fahri mengangkat tema Islam rahmatan lil 'alamin.
Banyak juga sejarah yang melintas di novel ini seperti sejarah kelompok ekstrimis yahudi, sejarah teh twinning, sejarah London Gazzete, sejarah puasa yahudi, dan tak lupa sejarah PKI di Indonesia.
•Dari segi agama banyak juga doa dan nasihat yang ada di buku ini. Dan juga setiap aktifitas Fahri yang selalu mengucap laa hawla wa la quata illa billah membuat pembaca menjadi berdzikir kepada sang Maha Pencipta.
*Dari segi bahasa, buku ini banyak menggunakan bahasa Arab,Turki, Inggris, dan Jerman (selain bahasa utama, Bahasa Indonesia) beda dengan buku sebelumnya yang banyak menggunakan bahasa Arab Mesir(karena memang mengambil setting tempat di Kairo)
Kekurangan:
Dari sekian banyak kelebihan tentunya ada juga kekurangannya. Namun tidak mengurangi isi daripada novel ini. Hanya masalah typo (pengetikan). Banyak kata Fahri yang berubah menjadi Fahmi ( mungkin Kang Abik masih teringat Fahmi kali ya di novel Api Tauhidnya. Hehehe) namun sama sekali tidak mengurangi kekhidmatan membaca.
Terimakasih Habiburrahma el Shirazy/Kang Abik/ @h_elshiray sudah melahirkan karya sastra yang sangat indah untuk dinikmati. Semoga tulisan singkat saya ini bisa menjadi pelepas dahaga bagi yang ingin memiliki namun belum berkesempatan, atau bagi yang masih malas membaca menjadi semangat untuk membaca.
Mengakhiri resensi ini saya akan menutupnya dengan nasihat Misbah kepada Fahri. Untuk melihat lebih detail penjelasan nasihat dari Misbah kepada Fahri dapat dilihat di buku Ayat Ayat Cinta 2 halaman 140 dan 141 begini isi nasihatnya:
"JANGAN MENIPU ALLOH!" -ybpamungkas-
Penulis : Habiburrahman el Shirazy
Penerbit : Republika
Terbit : November 2015
ISBN : 978-602-0822-15-0
Tebal : vi+698 halaman
"Aku ingin cintaku pada Aisha seperti bunga-bunga makrifat di hari para orang orang saleh (salehin) dan para nabi. Bunga bunga makrifat yang tumbuh dari kalimat kalimat thayyibah yang akarnya menghujam ke bumi dan buahnya rimbun di langit. Bunga bunga makrifat itu tidak pernah layu, selalu mekar sepanjang musim..." hal. 227
Kali ini setting tempat ayat ayat cinta 2 berbeda dari jilid yang pertama. Pada buku ini setting tempat dilakukan di Edinburgh, sebuah kota kecil di Skotlandia.
Setelah terbebas dari tuduhan pemerkosaan terhadap Noura di buku terdahulunya, Fahri melanjutkan hidup bersama istri tercintanya Aisha di Indonesia selama hampir satu tahun, kemudian melanjutkan studinya ke Pakistan, menemani Aisha merampungkan S1 nya di Munchen, Jerman. Dan mencari peluang bisnis di Edinburgh. Pada buku ini sang tokoh utama, Fahri Abdillah bukan sebagai mahasiswa lagi, melainkan sebagai dosen pengganti di Edinburgh University mengajar philology. Kisah asmara antara Fahri dan Aisha tidak akan bisa Anda temukan di bab bab awal novel ini, karena Aisha diceritakan pergi ke Palestina bersama temannya bernama Alicia yang bekerja sebagai wartawan hilang entah kemana.
Agar tidak berlarut larut atas kepergian Aisha, Fahri menyibukkan diri dengan membuka AFO butik, minimarket agnina, dan resto halal agnina di Britania Raya. Selain agar mengurangi kesedihannya di tinggal Aisha, Fahri juga ingin membuktikan bahwa bisnis bisa berjalan selaras dengan akademik. Pada bab awal novel ini memang terkesan agak kurang nyambung dengan buku pertamanya karena banyak tokoh yang baru. Salah satunya adalah paman hulusi. Seorang preman di London yang ia selamatkan dari keroyokan preman dan ia islamkan. Ayat ayat cinta 2 baru terasa nyambung dengan buku sebelumnya pada halaman 60 an ketika Fahri tidak sengaja bertemu dengan Misbah, teman satu flatnya ketika kuliah di Al Azhar, Kairo. Kehadiran sosok misbah membuat kita membayangkan masa masa ketika Fahri masih kuliah di Al Azhar (ayat ayat cinta 1).sosok Aisha baru saya rasakan menjelang halaman 210 an ketika Fahri menolong seorang muslimah berwajah hancur yang tidak mempunyai rumah. Banyak ciri ciri yang menunjukkan bahwa ia adalah Aisha meskipun namanya Sabina dan pita suaranya sudah rusak. Ini membuat pembaca menjadi menerka nerka apakah Sabina adalah Aisha?. Menjelang halaman 300 an banyak kejutan yang tak terduga. Salah satunya adalah kehadiran syaikh utsman, guru talaqi fahri ketika di Mesir. Cerita terus berlanjut dengan kesibukan kesibukan Fahri di London seusai mengikuti Oxford Debating Union. Pada tengah tengah buku fahri bertemu dengan nurul yang dulu pernah mengirim surat cinta kepadanya ketika masih di Al Azhar (Ayat Ayat Cinta 1). Karena bertahun tahun menunggu Aisha tidak kembali akhirnya menjelang akhir cerita Fahri menikah dengan Hulya. Gadis keturunan Turki yang tak lain adalah sepupu Aisha. Kejutan terakhir ada di akhir cerita ketika Fahri tahu bahwa Sabina( muslimah homeless yang ia tolong) adalah Aisha. Istri pertamanya yang hilang di Palestina. Lalu apa yang terjadi dengan Hulya. Apakah Fahri akan berpoligami lagi? Seperti ketika dengan Maria dulu di buku Ayat Ayat Cinta 1?. Baca saja novel pembangun jiwa ini.
Kelebihan :
•Dari segi tokoh : Kehadiran banyak tokoh baru membuat novel ini lebih berwarna seperti paman Hulussi yang setia membantu Fahri. Nenek Catarina, seorang Yahudi yang ia tolong dari kekejaman anak tirinya. Jasson dan Keira, remaja yang kehilangan ayahnya ketika bom London meledak.
Selain tokoh tokoh baru penulis juga tidak melupakan tokoh tokoh lama seperti Misbah, teman satu flat Fahri ketika di Al Azhar. Syeikh Utsman, guru talaqi Fahri ketika di Mesir. Dan paman Eqbal, paman dari istrinya(Aisha)
•dari segi isi sudah tidak diragukan lagi buah karya Kang Abik ini. Berbagai cara mengurusi kenakalan remaja ditampilkan dalam buku ini seperti ketika Fahri mengajari Jason dan Keira. Isu isu agama juga ditampilkan ketika fahri mengikuti oxford debating union, dimana pembicara pertama mengangkat tema semua agama itu sama, pembicara kedua mengangkat tema atheisme dan Fahri mengangkat tema Islam rahmatan lil 'alamin.
Banyak juga sejarah yang melintas di novel ini seperti sejarah kelompok ekstrimis yahudi, sejarah teh twinning, sejarah London Gazzete, sejarah puasa yahudi, dan tak lupa sejarah PKI di Indonesia.
•Dari segi agama banyak juga doa dan nasihat yang ada di buku ini. Dan juga setiap aktifitas Fahri yang selalu mengucap laa hawla wa la quata illa billah membuat pembaca menjadi berdzikir kepada sang Maha Pencipta.
*Dari segi bahasa, buku ini banyak menggunakan bahasa Arab,Turki, Inggris, dan Jerman (selain bahasa utama, Bahasa Indonesia) beda dengan buku sebelumnya yang banyak menggunakan bahasa Arab Mesir(karena memang mengambil setting tempat di Kairo)
Kekurangan:
Dari sekian banyak kelebihan tentunya ada juga kekurangannya. Namun tidak mengurangi isi daripada novel ini. Hanya masalah typo (pengetikan). Banyak kata Fahri yang berubah menjadi Fahmi ( mungkin Kang Abik masih teringat Fahmi kali ya di novel Api Tauhidnya. Hehehe) namun sama sekali tidak mengurangi kekhidmatan membaca.
Terimakasih Habiburrahma el Shirazy/Kang Abik/ @h_elshiray sudah melahirkan karya sastra yang sangat indah untuk dinikmati. Semoga tulisan singkat saya ini bisa menjadi pelepas dahaga bagi yang ingin memiliki namun belum berkesempatan, atau bagi yang masih malas membaca menjadi semangat untuk membaca.
Mengakhiri resensi ini saya akan menutupnya dengan nasihat Misbah kepada Fahri. Untuk melihat lebih detail penjelasan nasihat dari Misbah kepada Fahri dapat dilihat di buku Ayat Ayat Cinta 2 halaman 140 dan 141 begini isi nasihatnya:
"JANGAN MENIPU ALLOH!" -ybpamungkas-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar